Kamis, 09 Februari 2012

RAKYAT PANIAI DALAM KONDISI TRAUMA

Rakyat sudah mengungsi,' tutur Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Paniai, Habel Nawipa kepada wartawan di Enarotali, Selasa siang.
1) Eduda In Paniai Burned (JUB
2) Red and White fly in Eduda

KNPB FLAG
3) Militaristic action in Paniai, Referendum Gains

--------------------------


Army-National Police Eduda Hanguskan
Wednesday, 14 DECEMBER 2011 00:07 Mark YOUW HITS: 78
1) Eduda in Paniai Burned (JUBI / Mark)

JUBI --- Tuesday (13/12) at about 16:35 CDT, combined Army and national police forces successfully occupied Eduda, headquarters TPN OPM II Makodam Pemka Devisi Paniai IV. Since this morning the area was dominated by military forces after diterjunkan along with three helicopters owned gold producers in Degeuwo.

Tabloidjubi.com source quoted, complete this operation begins with an aerial surveillance by helicopter since Sunday (12/12) yesterday. At about 8:30 am CDT, helicopters landed in Kugipugaida, Village Kugitadi, after a string of shots from the air. The TPN OPM also returning fire from the forest. Action shooting then held sporadically as she continued to work in areas of Eduda. At around 16:00 EDT, helicopter successfully landed right on Airport ceremony Devisi TPN OPM II Makodam Pemka IV Paniai.

As a result of aggression and occupation in Eduda, civilians who are resident in the panic surrounding villages. Some ran to find hiding places. Some people cross over to Enarotali.Meanwhile, TPN OPM members led by John Magai Yogi sneak in the forests around Mount Wege shot while waiting military forces from the air.

"Helicopters play repeatedly on Eduda, further Brimob and Army policy has been dominated Eduda added. All local residents in fear, can not play. They had to flee, "said the West Papua National Committee (KNPB) Region Paniai, Abel Nawipa told journalists in Enarotali, Tuesday afternoon.

OPM TPN post-occupation headquarters, the afternoon started to be burning coal and soaring smoke. Thick smoke TPN OPM headquarters clearly visible from the City Enarotali. Complete operations are performed in order to pursue top two weapons possession Polsek Komopa, Agadide District, allegedly taken nephew John Magai Yogi, 16 August 2011.

"Many people, including artisans ojek, gathered in front of all District Offices East Paniai, seen from a distance pembumihangusan Eduda action. We look towards Eduda, all the buildings are not seen again. The possibility of homes and businesses burned all TPN OPM, "said Frans Magay in Enarotali.

As a result of contact arms for about ten hours, reported no victims fall. However, we have not known for certain how many victims on both sides as well as local civilians. Until this report, no official information about the victims on both sides. But according to information from a source, there were three shooting victims being treated at RSUD Paniai. Not known, whether the sacrifice was struck members of the TNI and National Police, or TPN OPM.

"There were in the operating room. But, sorry, I can not love data, "said one nurse in RSUD Madi to tabloidjubi.com, Tuesday night. (Jubi / Mark)

-------------------------
Pasukan TNI-Polri Hanguskan Eduda
WEDNESDAY, 14 DECEMBER 2011 00:07

EDUDA DI PANIAI DIBAKAR (JUBI/MARKUS)

JUBI---Selasa (13/12) sekitar pukul 16.35 WIT, aparat gabungan TNI dan Polri berhasil menduduki Eduda, markas TPN OPM Devisi II Makodam Pemka IV Paniai. Sejak pagi tadi kawasan itu sudah dikuasai pasukan militer setelah diterjunkan dengan menggunakan tiga buah helikopter milik pengusaha emas di Degeuwo.

Sumber tabloidjubicom menyebutkan, operasi tuntas kali ini diawali dengan pemantauan dari udara dengan helikopter sejak Senin (12/12) kemarin. Pagi sekitar pukul 08.30 WIT, Helikopter mendarat di Kugipugaida, Kampung Kugitadi, setelah melakukan rentetan tembakan dari udara. Pihak TPN OPM juga membalas tembakan dari arah hutan. Aksi baku tembak kemudian berlangsung sporadis sambil terus berusaha masuk menguasai kawasan Eduda. Sekitar pukul 16.00 WIT, helikopter berhasil mendarat tepat di Lapangan Upacara TPN OPM Devisi II Makodam Pemka IV Paniai.

Akibat penyerangan dan pendudukan di Eduda, warga sipil yang berdomisili di kampung-kampung sekitarnya panik. Sebagian berlarian mencari tempat persembunyian. Sebagian orang menyeberang ke Enarotali. Sementara itu, anggota TPN OPM pimpinan John Magai Yogi menyelinap di hutan-hutan sekitar Gunung Wege sambil meladeni tembakan aparat militer dari udara.

'Helikopter berkali-kali putar di atas Eduda, selanjutnya Brimob dan Polisi ditambah Tentara sudah kuasai Eduda. Semua warga sekitarnya pada takut, tidak bisa beraktivitas. Mereka sudah mengungsi,' tutur Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Paniai, Habel Nawipa kepada wartawan di Enarotali, Selasa siang.

Pasca pendudukan markas TPN OPM, sore hari mulai terlihat bara api dan asap tebal membubung tinggi. Kepulan asap tebal di markas TPN OPM terlihat jelas dari Kota Enarotali. Operasi tuntas ini dilakukan dalam rangka mengejar dua buah pucuk senjata milik Polsek Komopa, Distrik Agadide, yang diduga diambil anak buah John Magai Yogi, 16 Agustus 2011.

'Banyak orang, termasuk tukang ojek, kumpul semua di depan Kantor Distrik Paniai Timur, saksikan dari jauh aksi pembumihangusan Eduda. Kami lihat ke arah Eduda, semua bangunan sudah tidak terlihat lagi. Kemungkinan rumah-rumah dan kantor TPN OPM terbakar semua,' tutur Frans Magay di Enarotali.

Akibat kontak senjata selama sekitar sepuluh jam itu, dilaporkan ada korban berjatuhan. Hanya saja, belum diketahui secara pasti jumlah korban di kedua belah pihak maupun warga sipil setempat. Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi tentang korban di kedua belah pihak. Namun menurut informasi dari sebuah sumber, ada tiga orang korban penembakan yang sedang dirawat di RSUD Paniai. Belum diketahui, apakah korban tersebut menimpa anggota TNI dan Polri atau TPN OPM.

'Tadi ada masuk di ruang operasi. Tapi, maaf, saya tidak bisa kasih data,' kata salah satu perawat di RSUD Madi kepada tabloidjubi.com, Selasa malam. (Jubi/Markus)

---------------------------------

2) Red and White fly in Eduda
Wednesday, 14 DECEMBER 2011 00:38

Jubi --- Successfully occupy Eduda which has been the headquarters of TPN OPM IVDivision II Makodam Pemka Paniai, Tuesday (13/12) afternoon, a combined military and police officials finally hoist the Red Flag Ceremony Eduda White Square. Flag is alsoflown on several hills around the area Eduda.

Information obtained tabloidjubi.com, the raising of the flag carried out shortly after theburning of houses located in the district headquarters in Eduda TPN OPM. In addition,ammunition and TPN OPM's Office also has devoured "red rooster".

"Village Eduda charred. Now in ruins alone, Just now I could see from the edge of Weyatime, the houses in Eduda it's all flat ground, "said one resident who declined to be namedPaniai, Tuesday (13/12) night.

Parties Paniai Police confirmed the existence of a gun battle with TPN OPM Eduda.Gunfire occurred after hundreds of personnel managed to control the presence of JohnMagai Yogi and his men. Moved since this morning, the combined forces were transportedby helicopter trying to master the field and finally managed to ambush the armed civiliangroups.

Sources in Paniai Police said the ambush occurred in the operation shots alternatedbetween the two sides. OPM is also behind the TPN group attack, launched a resistancewith successive shots. The sound of guns from the woods to make the authorities continue to watch and even fired a shot in return.

"Yes, now the flag was hoisted at the headquarters Eduda," for short. Post gunfire for several hours, finally at about 16:35 CEST military and police forces successfullymastered Eduda. (Jubi / Mark)
-----------------------
Merah Putih Berkibar di Eduda
WEDNESDAY, 14 DECEMBER 2011 00:38 MARKUS YOUW HITS: 44

JUBI---Berhasil menduduki Eduda yang selama ini menjadi markas TPN OPM Devisi II Makodam Pemka IV Paniai, Selasa (13/12) sore, aparat gabungan TNI dan Polri akhirnya mengibarkan Bendera Merah Putih di Lapangan Upacara Eduda. Bendera Merah Putih juga dikibarkan di beberapa bukit sekitar kawasan Eduda.

Informasi yang diperoleh tabloidjubi.com, pengibaran bendera Merah Putih dilakukan sesaat setelah terjadi pembakaran rumah-rumah yang terletak di kawasan markas TPN OPM di Eduda. Selain itu, gudang amunisi dan Kantor TPN OPM juga sudah dilahap 'si jago merah'.

'Perkampungan Eduda sudah hangus. Sekarang tinggal puing-puing saja, Tadi saya sempat lihat dari pinggir Kali Weya, rumah-rumah di Eduda itu semua sudah rata tanah,' kata salah satu warga Paniai yang enggan disebutkan namanya, Selasa (13/12) malam.

Pihak Polres Paniai membenarkan adanya kontak senjata dengan TPN OPM di Eduda. Kontak senjata terjadi setelah sebelumnya ratusan personil berhasil menguasai keberadaan John Magai Yogi dan anak buahnya. Bergerak sejak pagi tadi, aparat gabungan yang diangkut dengan helikopter berusaha menguasai medan dan akhirnya berhasil menyergap kelompok sipil bersenjata itu.

Sumber di Polres Paniai mengatakan, dalam operasi penyergapan itu terjadi tembakan silih berganti antara kedua belah pihak. Kelompok TPN OPM juga balik serang, melancarkan perlawanan dengan tembakan beruntun. Bunyi senjata dari arah hutan membuat aparat terus berjaga-jaga dan bahkan melepaskan tembakan balasan.

'Ya, sekarang bendera Merah Putih sudah berkibar di markas Eduda,' singkatnya. Pasca kontak senjata selama beberapa jam, akhirnya sekitar pukul 16.35 WIT pasukan TNI dan Polri berhasil kuasai Eduda. (Jubi/Markus)

----------------------------
3) Militaristic action in Paniai, Referendum Gains
Tuesday, 13 DECEMBER 2011 19:15

Jubi --- Situation tense and mutual fire between security forces a joint military-police and the National Liberation Army / the Free Papua Movement (TPN / OPM) in Paniai, Tuesday (13/12). This is one of Indonesia's commitment to "eliminate" people of Papua, and seized property of the Papuans. It was stated Papuan activist, Romario Yatipai, Tuesday (13/12) afternoon in a press release received tabloidjubicom.

"If there is no mission to eradicate the Papuans, it is not possible indiscriminate attacks and sieges, air or overland through Indonesia's military is done," said Yatipai.

Based on reports of West Papua National Committee (KNPB) in the region, said Yatipai, these plans have seen a few days ago, among them since Sunday (11/12) and then, Indonesia's military-led local government, Paniai Mobile Brigade Commander, and Chief of Police Paniai ordered people around Kampung Dagouto, Uwamani and Village Dei, District Paniai to flee to the center of the capital Paniai, Enarotali.

"There ratuasan residents to flee since a few days ago because the Indonesian military has prepared measures to attack fighters in Eduda Papuan political rights, ie Papua Regional Command (KODAP) the leadership of John IV Paniai Yogi," said Yatipai admit it.

According Yatipai, military operations in large amounts, resulting in residents experiencing hunger, trauma and other pisikologi impaired. Induced TNI and Police Brigadier unity of military personnel (Brimob) and the Special Forces Command (Kopasus), also menyababkan tense situation among the civilians there.

Tense situation is also seen, Monday (12/12) yesterday. At around 18:00 CEST, the Indonesian military to use the Army's helicopter Eduda monitor the location of the air war fully equipped. Approximately eight times, the army surrounded the headquarters KODAP IV TPN-OPM Paniai.

Until now, Tuesday (13/12) reported to the Indonesian military action pendropingan and attacks against civilians and fighters in Eduda and surrounding areas. This tension is caused because of contact arms, ala war of independence of a nation.

Over the situation and developments in civil Paniai, KNPB and Papuan activist has requested the support of civil advocacy. And asked for monitoring humanitarian and foreign parties to immediately intervene and advocate for emergency situations in Paniai, Papua.

Not only up there, activists also urged the human rights watchdog group (HAM) and other supporting groups, such as IPWP and ILWP to anticipate the attitude to take immediate action killing and persecution of civilians and fighters of political rights of the Papuans.

In a brief letter by the activist group, without naming names, urged Indonesia to immediately withdraw troops from the territory of Papua Paniai and generally, as well as ask for any referendum to the people of Papua. (Jubi / Almer Pits)
---------------------


Aksi Militeristik di Paniai, Referendum Menguat
TUESDAY, 13 DECEMBER 2011 19:15


3
Share
JUBI---Situasi tegang dan saling tembak antara aparat keamanan gabungan TNI-Polri dan Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) di Paniai, Selasa (13/12). Ini merupakan salah satu bentuk komitmen Indonesia terhadap "menghabisi" orang Papua, serta merampas harta kekayaan milik orang Papua. Hal itu dinyatakan aktivis Papua, Romario Yatipai, Selasa (13/12) siang dalam siaran pers yang diterima tabloidjubi.com.

'Kalau tidak ada misi untuk berantas orang Papua, maka tidak mungkin penyerangan dan pengepungan membabi buta, melalui udara maupun darat ini dilakukan militer Indonesia,' ungkap Yatipai.

Berdasarkan laporan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di wilayah itu, kata Yatipai, rencana ini sudah terlihat beberapa hari lalu, diantaranya sejak hari Minggu (11/12) lalu, militer Indonesia yang dimotori pemerintah daerah setempat, Komandan Brimob Paniai, dan Kapolres Paniai memerintahkan masyarakat sekitar Kampung Dagouto, Uwamani dan Kampung Dei, Kabupaten Paniai untuk mengungsi ke pusat ibukota Paniai, Enarotali.

'Memang ada ratuasan warga mengungsi sejak beberapa hari lalu karena militer Indonesia telah mempersiapkan langkah-langkah untuk menyerang pejuang hak politik Papua di Eduda, yakni Komando Daerah Papua (KODAP) IV Paniai pimpinan Jhon Yogi,' ucap Yatipai mengakuinya.

Menurut Yatipai, operasi militer dalam jumlah banyak, mengakibatkan warga mengalami kelaparan, trauma dan mengalami gangguan pisikologi lainnya. Akibat ulah TNI dan Polri dari personil militer kesatuan Brigadir Mobil (Brimob) dan Komando Pasukan Khusus (Kopasus), juga menyababkan situasi tegang di antara warga sipil di sana.

Situasi tegang juga terlihat, Senin (12/12) kemarin. Sekitar pukul 18.00 WIT, militer Indonesia menggunakan helikopter milik TNI-AD memantau lokasi Eduda dari udara berperalatan perang lengkap. Sekitar delapan kali, TNI-AD mengelilingi Markas KODAP IV TPN-OPM Paniai.

Hingga kini, Selasa (13/12) dilaporkan militer Indonesia melakukan aksi pendropingan dan penyerangan terhadap warga sipil dan pejuang di Eduda dan sekitarnya. Ketegangan ini diakibatkan karena terjadi kontak senjata, ala perang kemerdekaan suatu bangsa.

Atas situasi dan perkembangan sipil di Paniai, KNPB dan aktivis Papua telah meminta dukungan advokasi sipil. Serta meminta pantauan kemanusiaan dan pihak asing untuk segera mengintervensi dan mengadvokasi situasi emergensi di Paniai, Papua.

Tak hanya sampai situ, aktivis juga mendesak kelompok pemerhati hak azasi manusia (HAM) dan kelompok pendukung lainnya, seperti IPWP dan ILWP untuk agar segera mengambil sikap mengantisipasi tindakan pembunuhan dan pengejaran terhadap orang sipil dan para pejuang hak politik orang Papua.

Dalam sebuah surat singkat oleh kelompok aktivis itu, tanpa menyebut nama, mendesak agar Indonesia segera menarik pasukan dari wilayah Paniai dan Papua umumnya, serta memintah referendum bagi orang Papua. (KNPB PANIAI)



 REFRENDUM